PT. Pindad adalah produsen senjata berupa senapan maupun alutsista yang di gunakan untuk TNI (Tentara Nasional Indonesia) kita ini. walaupun produk dalam negeri jangan remehkan PT.Pindad dengan senapan-senapan yang diproduksi, dunia sudah mengakui kualitas dari senapan PT.Pindad, negara tersebut adalah negara tentangga Singapura yang sudah mencoba senapan PT.Pindad dan mereka mengakuinya bahwa Produk PT.Pindad ini sangat bagus.
Tidak hanya kualitas namun juga harga yang terjangkau bagi negara-negara berkantong tipis sehingga mereka bisa memilih senapa mana yang mau mereka beli. Salah satu senapan terbaik PT.Pindad adalah untuk prajurit Penembak Runduk (Sniper). PT.Pindad menciptakan senapan dengan nama SPR (Senapan Penembak Runduk).
Ada 3 jenis dari SPR ini yaitu: SPR-1, SPR-2 dan SPR-3. Senapan yang paling mengerikan adalah SPR-2 karena senapan ini sudah termasuk dalam katagori Senapan Anti Material.
Senapan Anti Material ini adalah senapan yang mempunya kaliber 12,7 mm, 14,5 mm, dan 20 mm.
SPR-2
Dari body senapan dambaan penembak TNI ini mirip dengan senapan M-39 Black Arrow dari Serbia, dari segi kualitas 11/12, namun dari segi harga jauh lebih murah karena M-39 Black Arrow ini membandrol harga hampir Rp. 1 Miliar / pucuk senjata. Harga yang sangat fantastis.
SPR-2 memiliki panjang seluruh 1755 mm (1,7 m), sementara panjang larah nya adalah 1055 mm (1 m). Bobot dari senapan ini sangat berat dibanding senapan lain yaitu:19,5Kg sedangkan SPR-3 mempunya berat hanya 6,94 Kg. Mungkin dengan berat seperti itu lebih baik penembak membawa teman Observer, selain untuk memantau keadaan dan pelindung juga, karena dengan bobot hampir 20 Kg sangat berbahaya jika sendiran, bobot seperti itu membuat pergerakan penembak menjadi lambat dan butuh tenaga ekstra untuk membawanya apalagi untuk berlari.
Dari segi scoped yang pembesaranya mencapai 10 kali. Proyektil yang dimuntahkan senapan ini berkecepatan 900m/s, artinya jarak 2 Km hanya di tempuh dengan waktu kurang dari 3 detik.
Unit Korps Marinir TNI AL dengan mainan SPR-2 merek
SPR-2 in Action
Seperti halnya NTW-20, SPR-2 ditembakkan dengan cara tembak satu per satu. Pengoperasian senjata menggunakan pola bolt action. Sekedar informasi, bolt action adalah (sistem operasi) kokang senjata api yang mana bagian bolt dioperasikan secara manual dengan cara menggesernya ke belakang (menggunakan tuas kecil/handle) agar bagian belakang (breech) laras terbuka, casing peluru kosong yang sudah dipakai terlempar keluar dan peluru baru masuk kedalam breech kemudian bolt ditutup kembali (digeser ke depan secara manual).
Dalam gelar operasi, SPR-2 menggunakan magasin yang terdiri dari 5 peluru. Magasin posisi berada di bagian bawah, tak ubahnya magasin pada senapan konvensional. Keunggulan lain yang ditawarkan SPR-2, selain bipod dan monopod dibawah popor dapat diatur ketinggiannya. Juga ada peredam kejut pada popor untuk mengurangi gaya tolak balik yang dirasakan sniper. Dalam Indo Defence 2014, Pindad juga telah menyiapkan alat peredam, sehingga bisa mengurangi efek bunyi tembakan hingga 60%.
Kaliber 12 mm SPR-2
Kabar baiknya munisi SPR-2 telah diproduksi secara mandiri oleh PT Pindad di Turen, Jawa Timur. Ada beberapa tipe peluru untuk SPR-2, seperti peluru standar MU 3TJ, peluru Sniper 12.7 mm MU 3M, peluru Anti Material MU 3SAMM, peluru bakar tembus baja MU 3PB, peluru tracer MU 3N, peluru penembus armor MU 3P, dan yang paling dahsyat peluru tembus peledak MU 3BLAM. Jenis amunisi yang disebut terakhir mampu menghasilkan efek ledak, efek bakar, dan peterasi ke lapisan baja. Menurut penuturan staf Pindad, SPR-2 dalam uji coba dapat mencapai performa yang memuaskan, diantaranya mampu menembus lapisan baja 10 mm dari jarak tembak 2 Km. Kabarnya, saat uji coba pesaingnya seperti Truvelo dan Black Arrow gagal menembus baja 10 mm dari jarak tembak yang sama, namun dari jarak 1 Km senapan ini mampu menembus Baja hingga 20 mm. Dengan daya rusak yang tinggi, maka SPR-2 bisa menjadi momok yang menakutkan bagi ranpur sekelas APC, bahkan material lambung kapal pun bisa dijebol dengan mudah.
Kabarnya satu unit SPR-2 dibanderol Rp300 juta, tentu saja mainan Pindad ini tidak dijual untuk umum melainkan hanya untuk TNI.
Spesifikasi Pindad SPR-2
Tidak hanya kualitas namun juga harga yang terjangkau bagi negara-negara berkantong tipis sehingga mereka bisa memilih senapa mana yang mau mereka beli. Salah satu senapan terbaik PT.Pindad adalah untuk prajurit Penembak Runduk (Sniper). PT.Pindad menciptakan senapan dengan nama SPR (Senapan Penembak Runduk).
Ada 3 jenis dari SPR ini yaitu: SPR-1, SPR-2 dan SPR-3. Senapan yang paling mengerikan adalah SPR-2 karena senapan ini sudah termasuk dalam katagori Senapan Anti Material.
Senapan Anti Material ini adalah senapan yang mempunya kaliber 12,7 mm, 14,5 mm, dan 20 mm.
SPR-2
Dari body senapan dambaan penembak TNI ini mirip dengan senapan M-39 Black Arrow dari Serbia, dari segi kualitas 11/12, namun dari segi harga jauh lebih murah karena M-39 Black Arrow ini membandrol harga hampir Rp. 1 Miliar / pucuk senjata. Harga yang sangat fantastis.
SPR-2 memiliki panjang seluruh 1755 mm (1,7 m), sementara panjang larah nya adalah 1055 mm (1 m). Bobot dari senapan ini sangat berat dibanding senapan lain yaitu:19,5Kg sedangkan SPR-3 mempunya berat hanya 6,94 Kg. Mungkin dengan berat seperti itu lebih baik penembak membawa teman Observer, selain untuk memantau keadaan dan pelindung juga, karena dengan bobot hampir 20 Kg sangat berbahaya jika sendiran, bobot seperti itu membuat pergerakan penembak menjadi lambat dan butuh tenaga ekstra untuk membawanya apalagi untuk berlari.
Dari segi scoped yang pembesaranya mencapai 10 kali. Proyektil yang dimuntahkan senapan ini berkecepatan 900m/s, artinya jarak 2 Km hanya di tempuh dengan waktu kurang dari 3 detik.
Unit Korps Marinir TNI AL dengan mainan SPR-2 merek
SPR-2 in Action
Seperti halnya NTW-20, SPR-2 ditembakkan dengan cara tembak satu per satu. Pengoperasian senjata menggunakan pola bolt action. Sekedar informasi, bolt action adalah (sistem operasi) kokang senjata api yang mana bagian bolt dioperasikan secara manual dengan cara menggesernya ke belakang (menggunakan tuas kecil/handle) agar bagian belakang (breech) laras terbuka, casing peluru kosong yang sudah dipakai terlempar keluar dan peluru baru masuk kedalam breech kemudian bolt ditutup kembali (digeser ke depan secara manual).
Dalam gelar operasi, SPR-2 menggunakan magasin yang terdiri dari 5 peluru. Magasin posisi berada di bagian bawah, tak ubahnya magasin pada senapan konvensional. Keunggulan lain yang ditawarkan SPR-2, selain bipod dan monopod dibawah popor dapat diatur ketinggiannya. Juga ada peredam kejut pada popor untuk mengurangi gaya tolak balik yang dirasakan sniper. Dalam Indo Defence 2014, Pindad juga telah menyiapkan alat peredam, sehingga bisa mengurangi efek bunyi tembakan hingga 60%.
Kaliber 12 mm SPR-2
Kabar baiknya munisi SPR-2 telah diproduksi secara mandiri oleh PT Pindad di Turen, Jawa Timur. Ada beberapa tipe peluru untuk SPR-2, seperti peluru standar MU 3TJ, peluru Sniper 12.7 mm MU 3M, peluru Anti Material MU 3SAMM, peluru bakar tembus baja MU 3PB, peluru tracer MU 3N, peluru penembus armor MU 3P, dan yang paling dahsyat peluru tembus peledak MU 3BLAM. Jenis amunisi yang disebut terakhir mampu menghasilkan efek ledak, efek bakar, dan peterasi ke lapisan baja. Menurut penuturan staf Pindad, SPR-2 dalam uji coba dapat mencapai performa yang memuaskan, diantaranya mampu menembus lapisan baja 10 mm dari jarak tembak 2 Km. Kabarnya, saat uji coba pesaingnya seperti Truvelo dan Black Arrow gagal menembus baja 10 mm dari jarak tembak yang sama, namun dari jarak 1 Km senapan ini mampu menembus Baja hingga 20 mm. Dengan daya rusak yang tinggi, maka SPR-2 bisa menjadi momok yang menakutkan bagi ranpur sekelas APC, bahkan material lambung kapal pun bisa dijebol dengan mudah.
Kabarnya satu unit SPR-2 dibanderol Rp300 juta, tentu saja mainan Pindad ini tidak dijual untuk umum melainkan hanya untuk TNI.
Spesifikasi Pindad SPR-2
- Kaliber : 12,7 x 99 mm
- Panjang total : 1755 mm
- Panjang laras : 1055 mm
- Peluru dalam magasin : 5
- Berat total : 19,5 kg
- Alur laras : 8 alur jarak kisar 381 mm
- Alat bidik : optik dengan pembesaran hingga 2,5 sampai 10x
- Jarak tembak efektif : 2.000 meter
- Kecepatan luncur proyektil : 900 meter per detik
SPR-3
Untuk mainan Pindad yang lebih baru ada SPR-3. Senapan ini lebih baik dari dari SPR-2 dari segi bobot (hanya 6,94 Kg) dan kekuatan tembak, karena SPR-3 ini termasuk senapan Anti Material, senapan ini mampu menembus baja dengan ketebalan 30 mm, sungguh ini lebih menakutkan dari SPR-3.
Kendaraan lapis baja dari seperti Tank pun dapat di tembus dengan jarak tembak 1-1,5 km. Dan SPR-3 sama seperti SPR-2 juga dilengkapi dengan peredam yang dapat meredam suara tembakan walaupun masih tersisa suara dari senapan ini, namun ini tidak berpengaruh jika Penembak Runduk berada pada jarak 1 km karena suara ini tidak akan terdengar oleh musuh.
SPR-3
Panjang seluruh dari senapan ini adalah 1250 mm dengan panjang laras 660 mm. Peluru yang di muntahkan dari senapan ini mencapai kecepatan 800-810 m/s, dengan sistem yang sama yaitu repeater atau di tembakan satu per satu. Segi scoped dari senapan ini adalah 3,5 - 10 kali pembesaran.
SPR-3 in Action
Kabarnya Senapan ini di jual murah =, lebih murah dari SPR-2, yaitu sekitar 12.000 USD / Sekitar Rp.150 Jt, dan harga ini pasti hanya untuk TNI karna kemungkinan ini tidak di jual secara umum.
Kendaraan lapis baja dari seperti Tank pun dapat di tembus dengan jarak tembak 1-1,5 km. Dan SPR-3 sama seperti SPR-2 juga dilengkapi dengan peredam yang dapat meredam suara tembakan walaupun masih tersisa suara dari senapan ini, namun ini tidak berpengaruh jika Penembak Runduk berada pada jarak 1 km karena suara ini tidak akan terdengar oleh musuh.
SPR-3
Panjang seluruh dari senapan ini adalah 1250 mm dengan panjang laras 660 mm. Peluru yang di muntahkan dari senapan ini mencapai kecepatan 800-810 m/s, dengan sistem yang sama yaitu repeater atau di tembakan satu per satu. Segi scoped dari senapan ini adalah 3,5 - 10 kali pembesaran.
SPR-3 in Action
Kabarnya Senapan ini di jual murah =, lebih murah dari SPR-2, yaitu sekitar 12.000 USD / Sekitar Rp.150 Jt, dan harga ini pasti hanya untuk TNI karna kemungkinan ini tidak di jual secara umum.
No comments:
Post a Comment